A.
Konsep
Dasar Pembelajaran Berbasis Bimbingan
1.
Konsep
Bimbingan
Bimbingan adalah suatu proses
berkesinambungan sebagai upaya membantu untuk memfasilitasi individu agar
berkembang secara optimal. Sementara perkembangan optimal adalah perkembangan
yang sesuai dengan potensi individu dan sistem nilai tentang kehidupan yang
baik dan benar, perkembangan optimal merupakan kondisi dinamik, dimana individu
mampu mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri secara
subyektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan sistem
nilai dan melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.
2.
Konsep
Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Belajar
adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilam, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Pembelajaran
berbasis bimbingan sangatlah penting untuk diterapkan karena pembelajaran yang
baik, tidak hanya berorientasi pada pencapaian kognitif saja, akan tetapi dapat
menghasilkan sebuah output berupa
lahirnya perubahan perilaku peserta didik yang positif dan normatif.
Definisi
tentang pembelajaran berbasis bimbingan dikemukakan oleh Mariyana (2008, hlm.
2) bahwa pembelajaran berbasis bimbingan merupakan sebuah model pembelajaran
yang dirancang berdasarkan pemahaman terhadap bimbingan, dengan memperhatikan
pemahaman terhadap anak dan cara belajarnya.
B.
Ciri-ciri
Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Ciri-ciri dari model pembelajaran
berbasis bimbingan, yaitu:
1.
Diperuntukkan bagi
semua peserta didik dalam arti kata merupakan suatu kinerja yang berorientasi
sepenuhnya terhadap kebutuhan individual siswa.
2.
Sangat memperhatikan
keamanan psikologis siswa baik dalam proses pembelajaran atau di saat prosesi istirahat.
3.
Memperlakukan siswa
sebagai individu yang unik dan sedang berkembang.
4.
Mengakui siswa sebagai
individu yang bermartabat dan berkemampuan.
5.
Penuh penghargaan.
6.
Pemberian reward untuk semua prestasi siswa baik
itu prestasi yang besar ataupun yang kecil sekalipun.
7.
Menghindari hukuman
fisik agar tidak terjadi kecacatan mental dini dalam dunia pendidikan.
8.
Demokratis bahwa di
setiap pembelajaran yang berbau bimbingan guru wajib mendengarkan suara siswa
terlebih dahulu agar terjadi komunikasi yang baik dan mendapat pemecahan
masalah yang mendalam.
9.
Terarah ke pengembangan
segenap aspek perkembangan siswa secara menyeluruh dan optimal.
10. Disertai
dengan berbagai sikap guru yang positif dan mendukung aktualisasi berbagai
minat, potensi, dan kapabilitas siswa sesuai dengan norma-norma kehidupan yang
dianut.
C.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran Berbasis Bimbingan
Pembelajaran
berbasis bimbingan merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
bimbingan sehingga prinsip-prinsip pembelajaran berbasis bimbingan tidak
terlepas dari prinsip-prinsip bimbingan.
Adapun
pembelajaran yang berlandaskan pada prinsip-prinsip bimbingan menurut Budiman
(2008) adalah:
1.
Didasarkan pada Needs Assesment
2.
Dikembangkan dalam
Suasana Membantu (Helping Relationship)
3.
Empati
4.
Keterbukaan
5.
Kehangatan psikologis
6.
Realistis
7.
Bersifat Memfasilitasi
8.
Berorientasi pada: (a) Learning to
be (belajar untuk menjadi); (b) Learning to
learn (belajar
untuk belajar); (c) Learning to work (belajar untuk bekerja dan
berkarier); (d) Learning to live together (belajar untuk hidup bersama).
9.
Tujuan utama
perkembangan potensi secara optimal.
D.
Model-model
Pembelajaran yang Berorientasi pada Pengembangan Individu
Salah
satu kesempatan yang harus diperoleh individu dalam pembelajaran berbasis
bimbingan yang dikemukakan oleh Budiman (2009) adalah agar individu dapat
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat,
teratur dan optimal. Sehingga, dalam pembelajaran diperlukan model-model
pembelajaran yang dapat mendukung pada proses pengembangan individu secara
optimal. Model-model pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan individu
yang dapat dipilih guru antara lain:
1.
Model
Pemrosesan Informasi
Pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan
hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.
Menurut
Rusman (tt, hlm.12) ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan guru di kelas
yang kaitannya dengan model pembelajaran pemrosesan informasi, yaitu:
a.
Melakukan tindakan
untuk menarik perhatian siswa.
b.
Memberikan informasi
mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
c.
Merangsang siswa untuk
memulai aktivitas pembelajaran,
d.
Menyampaikan isi
pembelajaran sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
e.
Memberikan bimbingan
bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
f.
Memberikan penguatan
pada perilaku pembelajaran.
g.
Memberikan feedback terhadap perilaku yang
ditunjukkan siswa.
h.
Melaksanakan penilaian
proses dan hasil.
i.
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
2.
Model
Personal
Model
pembelajaran personal adalah model pembelajaran yang bertitik tolak pada teori
Humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan individu. Model
pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut:
a.
Pembelajaran
Non-Direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi
(kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri).
b.
Latihan
kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian
siswa.
c.
Sinektik,
untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif.
d.
Sistem
konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
3.
Model Interaksi Sosial
Model interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang
harmonis antara individu dengan masyarakat. Dengan model pembelajaran ini hal
yang diharapkan dapat dikembangkan oleh siswa adalah bagaimana berhubungan
secara baik dengan masyarakatnya.
4.
Model Modifikasi Tingkah Laku
Model pembelajaran modifikasi tingkah laku bertitik
tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem
yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku
dengan cara memanipulasi penguatan. Dalam hal ini, peran guru adalah selalu
memperhatikan terhadap tingkah laku belajar siswa.
5.
Model Pembelajaran Terpadu Berbasis
Budaya
Model pembelajaran terpadu berbasis budaya yang
dikembangkan untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal dan
dikembangkan berdasarkan pengalaman awal budaya siswa. Implementasinya terdiri
atas tiga tahap yakni pengondisian, penciptaan makna dna konsolidasi (Alexon
dan Sukmadinata, 2010, hlm. 201).
6.
Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Menurut Slavin (dalam Riadi, 2012) tujuan pembelajaan kooperatif
adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
7.
Model
pembelajaran kontekstual
Menurut
Nurhadi (dalam Riadi, 2013) pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep
belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Tugas
guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama menemukan sesuatu
yang baru bagi siswa.
8.
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Tahap-tahap
pembelajaran Problem Based Learning
menurut Trianto (dalam Nurfianti, 2011) adalah: (a) orientasi siswa pada
masalah; (b) mengorganisasi siswa; (c) membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok; (d) mengembangkan dan menyajikan hasil; (e) menganalisis dan
mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Kesimpulan
Pembelajaran
berbasis bimbingan itu sangatlah penting untuk diterapkan karena pembelajaran
yang baik, tidak hanya berorientasi pada pencapaian kognitif saja, akan tetapi
dapat menghasilkan sebuah output berupa
lahirnya perubahan perilaku peserta didik yang positif dan normatif.
Daftar Pustaka
Abdullah, R. (2014). Dampak
Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Terhadap Hasil Belajar Praktek Kerja Kayu
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Prosiding
Konvensi Nasional Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7. FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
Alexon dan Sukmadinata. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu
Berbasis Budaya untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa terhadap Budaya Lokal. Cakrawala
Pendidikan, XXIX (2), hlm. 201
Arif, F. (2012). Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan
Konseling. [Online]. Diakses dari https://fingeridea.wordpress.com/2012/05/23/model-pembelajaran-berbasis-bimbingan-dan-konseling/
Asihdkk. (2010). Perilaku Prososial
Ditinjau Dari Empati Dan Kematangan Emosi.Jurnal
Aulia, R.A. (2015). Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling. [Online].
Diakses dari kieeaulia47.blogspot.com/
Budiman,
N. (2009). Strategi Pembelajaran Berbasis Bimbingan. Bandung:
Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung
Fatirul, A.N. (2008). Cooperative Learning. [Online]. Diakses
dari https://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/c00perative-learning.pdf
Kania, G. (2014). Program Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar pada Siswa yang Berlatar Belakang Keluarga Disfungsional.
(Skripsi). Bandung : UPI. Tidak diterbitkan
Malau, J. (2006). Model-model Pembelajaran. [Online]. Diakses
dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/196501111994121-TASWADI/model_pembelajaran/Model_Pembelajaran.pdf
Mariyana, R. (2008). Kompetensi Guru dalam Pembelajran Berbasis Bimbingan
di Taman Kanak-kanak (studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota Bandung). [Online].
Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf
Najjah, S. (2015). Pembelajaran Berbasis Bimbingan (Mengkaji
Model-Model Pembelajaran yang Lebih Berorientasi Pengembangan Individu). [Online].
Diakses http://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-bimbingan.html
Nurfianti. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Based Learning
pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Skripsi). UPI:Tidakditerbitkan.
Perdana, A. (2013). Pengertian Belajar, Mengajar, Pembelajar dan
Pembelajaran. [Online]. Diakses dari http://www.andreanperdana.com/2013/03/pengertian-belajar-mengajar-pembelajar.html
Riadi, M. (2012). Pengertian Pembelajaran Kooperatif. [Online].
Diakses dari http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html
Riadi, M. (2013). Pembelajaran Kontekstual. [Online]. Diakses
dari http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pembelajaran-kontekstual.html
Rusman. (TanpaTahun). Pendekatandan Model Pembelajaran. [Online].
Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Model_Pengembangan_Pembelajaran.pdf
Sugiyatno. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.
[Online]. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sugiyatno-mpd/materi-kuliah-dasar-dasar-bk.pdf
Suherman,
dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA-UPI
Triasari, A.
(2014). Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan
Scientific terhadap Peningkatan Kemampuan Abstraksi Siswa SMA. (Skripsi). Bandung
: UPI. Tidak diterbitkan
Wardhani.N.
(2007). Keterkaitan Konsep Konseling Dengan
Aspek-Aspek Psikologis.
Wazirohdkk. (2012). Analisis Kebutuhan Pembelajaran
Dalam Perancangan Pembelajaran yang Mendidik Di SD/MI. Artikel: Tidak diterbitkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar